Menggagas Sekolah Berwawasan Lingkungan
(Adiwiyata) di
SDN Jimbaran 02 - Kayen
Oleh:
Ruma’in,S.Pd
Abstrak
Agenda
lingkungan hidup kini sudah menjadi agenda internasional di segala bidang, baik
politik, perdagangan, industri dan lain-lain. Agenda ini muncul dan semakin
menguat karena kesadaran lingkungan kini semakin merata justru karena
kekhawatiran yang semakin besar dengan terancamnya kualitas bumi kita sebagai
satu-satunya tempat hidup di alam semesta. Memasuki abad ke-21, menyitir
kembali John Naisbitt, sebenarnya kita sedang memasuki zaman lingkungan,
tepatnya era restorasi lingkungan yang didasari oleh cinta pada bumi dan
segenap kehidupan di dalamnya.
Mewujudkan
sekolah berwawasan lingkungan merupakan komitmen sekolah secara sistematis yang
mengembangkan program-program untuk menginternalisasikan nilai-nilai lingkungan
ke dalam seluruh aktifitas sekolah. Tampilan fisik sekolah ditata secara
ekologis sehingga menjadi wahana pembelajaran bagi seluruh warga sekolah untuk
bersikap arif dan berprilaku ramah lingkungan. Pemberian pengetahuan dan
pembentukan kesadaran tentang perilaku hidup bersih dan sehat dirasa sangat
efektif ketika dilakukan pada siswa sejak di bangku sekolah dasar.
Lingkungan Sekolah yang kondusif sangat diperlukan agar tercipta proses
pembelajaran yang bermutu.
Sekolah
Berbudaya Lingkungan (adiwiyata) perlu mendapat perhatian kita semua, alasannya
sederhana, “Bumi kita semakin rusak” lingkungan tempat kita berada
sudah tidak lagi memberikan rasa nyaman. Siapakah yang merusak Bumi
ini, jangan sepenuhnya menyalahkan pihak lain atau orang lain, kita
pun terlibat di dalamnya (silahkan renungkan sendiri). Siapa yang harus
memperbaiki lingkungan? Memahami makna sekolah berwawasan lingkungan yang
seharusnya adalah berbuat untuk menciptakan kualitas lingkungan sekolah yang
kondusif, ekologis, lestari secara nyata dan berkelanjutan, tentunya dengan
cara-cara yang simpatik, kreatif, inovatif dengan menganut nilai-nilai dan
kearifan budaya lokal.
Program
Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Negara Lingkungan Hidup dalam
rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam
upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapkan setiap warga
sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat serta
menghindari dampak lingkungan yang negatif. Dalam pelaksanaannya Kementrian
Negara Lingkungan Hidup bekerjasama dengan para stakeholder, menggulirkan
Program Adiwiyata ini.
A. Pendahuluan
Kata adiwiyata
berasal dari 2 kata sansekerta “adi” dan “wiyata”. “adi”
mempunyai ,makna : besar, agung, baik, ideal atau sempurna. Wiyata mempunyai
makna : tempat dimana seseorang mendapat ilmu pengetahuan, norma dan etika
dalam berkehidupan sosial. Jadi, adiwiyata mempunyai pengertian atau
makna : Tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu
pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia
menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita-cita
pembangunan berkelanjutan.
Tujuan program
Adiwiyata adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah sebagai tempat
pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga dikemudian hari warga sekolah
tersebut dapat turut bertanggungjawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan
hidup dan pembangunan berkelanjutan. Kegiatan utama program Adiwiyata adalah
mewujudkan kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi
sekolah dasar dan menengah di Indonesia. Pelaksanaan program adiwiyata mulai Tahun 2006 dengan tahap uji coba
untuk sekolah-sekolah pada jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA/SMK sederajat di
wilayah Jawa.
Sekolah
berwawasan lingkungan (adiwiyata) bukan hanya tampilan fisik sekolah yang
hijau/rindang, tetapi Wujud sekolah yang memiliki program dan aktivitas
pendidikan mengarah kepada kesadaran dan kearifan terhadap lingkungan hidup.
Program pendidikan dikemas secara partisipatif penuh, percaya pada kekuatan
kelompok, mengaktifkan dan menyeimbangkan Feeling, Acting, dan Thinking,
sehingga tiap individu bisa merasakan nilai keagungan inisiasinya. Secara
konsep kelompok didorong untuk mampu melahirkan visi bersama dengan memahami
apa yang menjadi makna (Definisi), menemukan dan mengapresiasi apa yang
telah ada dan tentunya itu terbaik (Discovery), menemukan apa yang
semestinya ada (Dream), menstrukturkan apa yang ada (Design) dan
merawatnya hingga menjadi ada (Destiny), sehingga hasilnya akan
melampaui dari apa yang dinginkan dan sangat sinergi dengan konteks realitas
yang ada dalam kehidupan sekolah.
Kerangka
Program adiwiyata, berdasarkan indikator sekolah peduli dan berbudaya
lingkungan, sejumlah kriteria yang ditetapkan dimaksudkan untuk memudahkan
implementasikan program Adiwiyata sehingga kriteria tersebut perlu dijabarkan
agar dipahami oleh masing-masing pelaksanaan program. Penjabaran kriteria telah
disusun dengan sederhana dan diharapkan tidak menambah beban bagi sekolah dan
warganya dalam mengikuti program Adiwiyata.
Kota Pati merupakan kota
peraih Adipura, tetapi belum memiliki sekolah yang memperoleh penghargaan
adiwiyata, meskipun banyak sekolah yang memiliki lingkungan yang bersih indah
dan asri. Saat ini KS
SDN Jimbaran 02 memprogram “Sekolah Sejuta Bunga”.
Oleh karena itu penulis menggagas untuk mewujudkan SDN Jimbaran 02 menjadi
sekolah Adiwiyata.
B. TUJUAN MENGGAGAS SEKOLAH BERWAWASAN LINGKUNGAN (ADIWIYATA)
DI SDN
JIMBARAN 02-KAYEN
Tujuan dari gagasan ini adalah mewujudkan
SDN Jimbaran 02 menjadi
sekolah Adiwiyata dengan inidikator:
- Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berwawasan Lingkungan (SPBL)
- Pengembangan Kurikulum berbasis lingkungan.
- Pengembangan kegiatan/pendidikan berbasis partisipatif.
- Pengembangan dan atau pengelolaan sarana pendukung sekolah.
C. MANFAAT
§ Merubah
perilaku warga sekolah untuk melakukan budaya pelestarian lingkungan.
§ Terwujudnya
kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar .
§ Meningkatkan
penghematan sumber dana melalui pengurangan sumber daya dan energi.
§ Meningkatkan
kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif bagi semua warga
sekolah.
§ Menciptakan
kondisi kebersamaan bagi semua warga sekolah.
§ Dapat
menghindari berbagai Resiko Dampak Lingkungan di wilayah sekolah.
§ Menjadi tempat
pembelajaran bagi siswa tentang pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup
yang baik, dan benar.
§ Mendapat
penghargaan sekolah Adiwiyata Tingkat Kabupaten Pati, Propinsi Jawa tengah dan Tingkat
Nasional
D. RINCIAN
PROGRAM
Dalam rangka
mewujudkan SDN
Jimbaran 02 menjadi sekolah adiwiyata, maka dilakukan program:
1. Pengembangan Kebijakan
Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan
Untuk mewujudkan
sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan maka diperlukan beberapa kebijakan
sekolah yang mendukung dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pendidikan lingkungan
hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Program
Adiwiyata yaitu partisipatif dan berkelanjutan. Pengembangan kebijakan sekolah
tersebut antara lain:
§ Visi dan misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.
§ Kebijakan sekolah dalam mengembangkan pembelajaran pendidikan lingkungan
hidup.
§ Kebijakan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (tenaga kependidikan
dan non-kependidikan) di bidang pendidikan lingkungan hidup.
§ Kebijakan sekolah dalam upaya penghematan sumber daya alam.
§ Kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan sekolah yang bersih
dan sehat.
§ Kebijakan sekolah untuk pengalokasian dan penggunaan dana bagi kegiatan
yang terkait dengan masalah lingkungan hidup.
2. Pengembangan
Kurikulum Berbasis Lingkungan
Penyampaian materi lingkungan hidup kepada para siswa
dapat dilakukan melalui kurikulum secara terintegrasi atau monolitik.
Pengembangan materi, model pembelajaran dan metode belajar yang bervariasi,
dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan hidup yang
dikaitkan dengan persoalan lingkungan sehari-hari (isu local).
Pengembangan kurikulum tersebut dapat dilakukan antara
lain:
§ Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran.
§ Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada
di masyarakat sekitar.
§ Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya.
§ Pengembangan kegiatan kurikuler untuk meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran siswa tentang lingkungan hidup.
3. Pengembangan
Kegiatan Berbasis Partisipatif
Untuk
mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, warga sekolah perlu
dilibatkan dalam berbagai aktivitas pembelajaran lingkungan hidup. Selain itu
sekolah juga diharapkan melibatkan masyarakat disekitarnya dalam melakukan
berbagai kegiatan yang memberikan manfaat baik bagi warga sekolah, masyarakat
maupun lingkungannya.
Kegiatan-kegiatan
tersebut antara lain:
§ Menciptakan
kegiatan ekstra kurikuler/kurikuler di bidang lingkungan hidup berbasis
patisipatif di sekolah.
§ Mengikuti
kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar.
§ Membangun
kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan pendidikan lingkungan hidup
di sekolah.
4. Pengelolaan dan
atau Pengembangan Sarana Pendukung Sekolah
Dalam mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya
lingkungan perlu didukung sarana dan prasarana yang mencerminkan upaya
pengelolaan lingkungan hidup. Lingkungan Sekolah
yang kondusif sangat diperlukan agar tercipta proses pembelajaran yang bermutu.
Pemberian pengetahuan dan pembentukan kesadaran tentang perilaku hidup bersih
dan sehat dirasa sangat efektif ketika dilakukan pada siswa sejak dini.
Diharapkan ketika berada di luar lingkungan sekolah, mampu menerapkan hidup
bersih dan sehat seperti saat di sekolahnya.
Sekolah yang berbudaya lingkungan sebagai salah satu
wadah peningkatan pengetahuan dan kemampuan siswa memiliki peran penting dalam
menyumbang perubahan yang terjadi dalam keluarga. Bagaimana menghargai air
bersih, memahami pentingnya penghijauan, memanfaatkan fasilitas sanitasi secara
tepat serta mengelola sampah menjadi pupuk tidak terpisahkan dalam upaya
peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat. Sebagai komponen terkecil dalam
masyarakat perubahan yang terjadi dalam keluarga akan memberi pengaruh pada
masyarakatnya.
Pengolahan lingkungan sekolah dapat dilakukan melalui
peningkatan pengetahuan dan kemampuan siswa dalam pengelolaan air, sampah,
energi dan halaman yang ada disekitar sekolah.
a) Pengelolaan Air
di Sekolah
Ketersediaan
air bersih disekolah sangat diperlukan dalam jumlah yang relatif banyak. Hal
ini mengingat jumlah warga sekolah yang terdiri dari siswa, guru, dan karyawan
dapat mencapai ratusan orang. Sehinga kebutuhan air bersih akan lebih banyak
lagi. Jenis kebutuhan air disekolah adalah untuk minum, membersihkan lantai,
membersihkan WC, mencuci peralatan laboratorium dan menyiram tanaman.
Sumber air
bersih yang digunakan bagi pemenuhan kebutuhan warga sekolah dapat berasal dari
air PDAM, sumur gali, sumur pompa, atau sumber mata air, yang dialirkan bagi
sekolah-sekolah yang terletak di pegunungan. Untuk mengurangi keterbatasan air
bersih disekolah, dapat dilakukan dengan upaya penghematan melalui penentuan
prioritas. Misalnya, air bersih hanya digunakan untuk minum dan mengisi bak
mandi, sedangkan untuk keperluan lainnya seperti membersihkan WC, membersihkan
lantai dan menyiram tanaman gunakanlah air yang berasal dari bak-bak
penampungan air hujan.
Selain itu
untuk menciptakan suatu kondisi sekolah yang sehat, sekolah harus memenuhi
kriteria, antara lain kebersihan dan ventilasi ruangan, kebersihan kantin, WC,
kamar mandi, tempat cuci tangan, melaksanakan pelayanan kesehatan, pendidikan
kesehatan, bimbingan konseling dan manajemen peran serta masyarakat.
Karena itu
sekolah perlu menyediakan bak-bak penampungan air hujan, baik berupa kolam
maupun sumur-sumur resapan. Sumber air yang mengisi kolam maupun sumur resapan
sebaiknya berasal dari air hujan yang jatuh dari atap bangunan sekolah atau
dari air bekas wudhu dan cuci tangan. Kemudian dialirkan melalui saluran
pipa-pipa yang menuju kolam maupun sumur resapan, sehingga airnya masih bersih
belum bercampur lumpur. Sekolah-sekolah yang berada di negara-negara maju
umumnya sudah memiliki teknologi pengelolaan air limbah. Sehingga air bersih
yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan sekolah tidak berasal dari sumbernya,
akan tetapi menggunakan kembali air yang sudah dipakai melalui teknologi air
limbah.
Teknologi
pengolahan air limbah yang digunakan tentu sangat mahal harganya. Negara kita
belum mampu memenuhi hal itu, apalagi diadakan disekolah-sekolah yang jumlahnya
sangat banyak. Ada carayang lebih efisien untuk mengatasi keterbatasan air
bersih disekolah yang dapat dilakukan oleh warga sekolah. Cara tersebut adalah
dengan melakukan penghematan air saat pamakaian dan selalu menutup kran air
apabila terlihat terbuka sehingga air tidak terbuang percuma.
b) Pengelolaan
Sampah di Sekolah
Agar
pengelolaan sampah berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan yang diinginkan,
maka setiap kegiatan pengelolaan sampah harus mengikuti cara-cara yang baik dan
benar. Apa pentingnya pengelolaan sampah disekolah ? Pada prinsipnya semakin
sedikit dan semakin dekat sampah dikelola dari sumbernya, maka pengelolaannya
akan semakin mudah dan baik, serta lingkungan yang terkena dampak juga semakin
sedikit. Tahapan-tahapan pengelolaan sampah disekolah adalah :
Pencegahan dan
pengurangan sampah dari sumbernya. Kegiatan ini dimulai dengan kegiatan
pemilahan atau pemisahan organik dan anorganik dengan menyediakan tempat sampah
organik dan anorganik disetiap kawasan sekolah.
§ Pemanfaatan kembali sampah terdiri atas :
Ø Pemanfaatan sampah organik, seperti komposting
(pengomposan) sampah yang mudah membusuk dapat diubah manjadi pupuk kompos yang
ramah lingkungan untuk melestarikan fungsi kawasan sekolah. Berdasarkan hasil
penelitian bahwa dengan melakukan kegiatan composting sampah organik yang
komposisinya mencapai 70 % dapat direduksi hingga mencapai 25 %.
Ø Pemanfaatan sampah anorganik, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Pemanfaatan kembali secara langsung, misalnya pembuatan
kerajinan yang berbahan baku dari barang bekas, atau kertas daur ulang.
Sedangakan pemanfaatan kembali secara tidak langsung, misalnya menjual barang
bekas seperti kertas, plastic, kaleng, koran bekas, botol, gelas dan botol air
minum dalam kemasan.
Ø Tempat pembuangan sampah akhir. Sisa sampah yang tidak
dapat dimanfaatkan secara ekonomis baik dari kegiatan komposting maupun
pemanfaatan sampah anorganik, jumlahnya mencapai + 10 % harus dibuang ke
tempat pembuangan sampah akhir (TPA) disekolah..
c) Pengelolaan
Energi di Sekolah
Penggunaan
energi di sekolah sangat penting agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan
baik. Penggunaan energi disekolah biasanya untuk menerangi ruangan-ruangan,
menyalakan barang-barang eletronik seperti komputer dan media pembelajaran,
mengalirkan pompa air dll. Terhadap fasilitas umum seperti sekolah, hendaknya
kita bersama-sama bertanggung jawab untuk memelihara dan menghemat pada saat
pemakaiannya. Banyak cara yang dapat kalian lakukan dalam rangka pengelolaan
energi disekolah, misalnya melalui penggunaan cahaya matahari untuk menerangi
ruangan-ruangan belajar dikelas, perpustakaan, laboratorium, dll. Menghemat
pemakaian air karena dialirkan menggunakan listrik, mematikan lampu-lampu yang
masih menyala saat siang hari. Mematikan alat-alat elektronik seperti komputer
dan televise saat sedang tidak digunakan.
d) Pengelolaan
Halaman Sekolah
Sekolah sebagai
tempat belajar perlu memiliki lingkungan yang bersih dan sehat agar tercipta
suasana belajar yang nyaman. Kita bisa membayangkan apabila sekolah kita kotor
dan tidak sehat, tentu sangat mengganggu kegiatan belajar mengajar. Pastikan
ruangan kelas kalian bersih dari sampah, debu dan bau yang tidak sedap. Bahkan
kalian bias menambahkannya dengan wangi-wangian dan tanaman hidup dalam pot.
Lingkungan sekolah yang bersih dan sehat tidak hanya di dalam kelas tetapi juga
diluar kelas, seperti di halaman. Halaman sekolah selain di tata keindahannya,
juga perlu memperhatikan persyaratan kesehatan. Halaman sekolah yang tidak
sehat dapat menimbulkan berbagai macam penyakit sehingga menimbulkan rasa tidak
nyaman bagi semua warga sekolah.
E. KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menggagas
sekolah berwawasan lingkungan (adiwiyata) di SDN Jimbaran 02 adalah sebuah program untuk menjadikan
sekolah yang menerapkan nilai-nilai cinta dan peduli lingkungan pada sekolah.
Pengajaran yang berbasis lingkungan dan kesadaran warga sekolah akan pentingnya
lingkungan merupakan bagian terpenting dari sekolah berwawasan lingkungan
hidup. Sekolah berwawasan lingkungan juga merupakan salah satu bentuk
penghargaan yang di berikan pemerintah kepada sekolah tersebut. Penghargaan
tersebut di namakan penghargaan adiwiyata. Ada beberapa komponen yang menjadi
penilain sekolah berwawan lingkungan antara lain.
1. Pengembangan
Kebijakan Sekolah peduli dan Berbudaya Lingkungan.
2. Pengembanagan
Kurikulum Berbasis Lingkungan.
3. Pengembangan
Kegiatan Berbasis Partisipatif.
4. Pengelolaan dan
Pengembangan Sarana Pendukung Sekolah