MENGGALI UNSUR KEARIFAN LOKAL
DALAM CAKEPAN SINDHENAN
GUNA MEMBINA KEHIDUPAN BERNEGARA
Oleh: ruma’in,S.pd (dwija sdn Jimbaran02)
Abstrak
Unsur kearifan kehidupan bernegara
dapat digali dari berbagai bentuk budaya lokal, diantaranya pada seni karawitan,
terutama dari cakepan sindhenan gending , dan dapat digunakan untuk
memberi pemahaman kepada masyarakat tentang sikap sebagai warganegara.
Cakepan adalah bentuk sastra yang
digunakan dalam sindhenan, berupa teks kata kata yang dilagukan oleh sindhen
atau swarawati pada suatu pentas karawitan. Isi cakepan tersebut biasanya
bertemakan tentang kehidupan manusia, bersifat nasehat, pendidikan
pekerti, kehidupan rumah tangga, petunjuk hidup, dan sebagainya.
(Martapangrawit,1967, Darsono, 2009).Meskipun jumlahnya tidak banyak dan belum
diperhatikan secara khusus, ternyata beberapa cakepan sindhenan juga mengandung
nasehat tentang hidup bernegara dengan tema-tema tentang kepahlawanan dan bela
negara, anjuran untuk berlaku sebagai warga negara yang baik, mengikuti aturan
hukum, atau tema pemujaan terhadap pemimpin negara yang dapat diteladani
dan pemujaan tanah air. Kurangnya perhatian tersebut mungkin karena bahasa yang
digunakan dalam sindhenan bukan bahasa “wantah” tetapi berupa wangsalan
, parikan, tembang dengan arti arti yang tersembunyi, ditulis dalam
bahasa Jawa periode tengahan sehingga perlu penafsiran terlebih dulu sebelum
dapat difahami, dan dilakukan oleh sindhen yang pada dasarnya hanya paraga
penunjang dalam suatu pertunjukan, suatu posisi yang kurang penting dibanding
dalang atau pimpinan karawitan. Meskipun demikian situasinya, sindhenan dapat
digarap untuk konteks baru kehidupan bernegara karena apa yang dinyanyikan oleh
sindhen, seperti juga cerita yang diucapkan dalang, merupakan sastra lisan yang
dapat diingat oleh masyarakat , bahkan diantara mereka yang buta
aksara dan sastra, tanpa memahami isinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar