Sekilas Peperangan Panembahan Senopati VS Adipati
Joyokusumo dalam Babad Pati
Disarikan kembali oleh : SDN
Jimbaran 02
Penulis sedikit tertegun
setelah kembali membaca kisah2 wayang yang menurut penulis memiliki pesan2 yang
disampaikan melalui seni pertunjukkan wayang ringgit/ kulit. tak sengaja
penulis melihat ada sebuah kisah menarik yakni babad pati, yah dahulu mungkin
menjadi dongeng pengantar tidur penulis dikala masih balita.. hehehee… kembali
penulis browsing2 mengenai babad/ sejarah yang mungkin masih remang2, antara
panembahan senopati melawan ki ageng mangir… dan hubunganya dengan babad pati.
dimulai dari sultan hadiwijoyo yang memberikan hadiah kepada ki pemanahan dan
ki penjawi sementara ki pemanahan memilih mataram yang masih berupa hutan dan
semak blukar, dan ki penjawi memilih di pati. tampaknya sultan mulai takut
dengan wejangan sunan giri yang mungkin menjadi kenyataan kemudian meminta
sunan kalijaga untuk memberikan masukan (wejangan/ saran) dan akhirnya sultan
hadiwijaya pun memberikan mataram kepada ki pemanahan. Serat babad pati
menceritakan tenttang babad pati yang terjadi tahun 1300an atau abad ke 13.
Di
samping Serat Babad Pati, sumber lain yang mendukung tema tersebut adalah
tulisan HJ. de Graaf dalam bukunya:
De Regering van Panembahan
Senapati Ingalaga
(Awal Kebangkitan Mataram: Masa
Pemerintahan Senopati). Tulisan de Graaf tentang masa awal Mataram ini
menggunakan sumber Babad Tanah Jawi yang dikomparasikan dengan sumber-sumber
dari luar khususnya sumber dari Belanda. tampaknya kajian de Graaf tentang masa
awal mataram mampu mematahkan pendapat CC Berg yang menyatakan ” panembahan
senopati sekedar tokoh mitos yang tidak pernah ada dalam sejarah”. Akan tetapi
hubungan antara panembahan senopati dengan adipati jayakusumo sangatlah erat
karena keduanya merupakan saudara dan dapat dirunut dari ki gede pemanahan,
kyai juru martani dan ki penjawi. dalam babad tersebut menceritakan panembahan
senopati menjadikan adipati joyokusumo menjadi salah seorang senopatinya dalam
menghadapi pergolakan dan di ilustrasikan dalam kinanthi pupuh XXII:
“Sang dipati wau tinimbalan mring
Mentawis, kinen nanggulankaraman, Gunung Pandan den njageni, anganti praptaning
kraman,nggenya baris wadya aji . . . , sang dipati wau, hantuk
boyongan pawestri, putri kalih ayu endah, wus katur sri narapati, kang
rayi norasinungan, marma sakit ing penggalih”
(sang Adipati tadi dipanggil ke
Mataram, disuruh mengatasi pemberontakan, yaitu berjaga di Gunung Pandhan,
tempatnya barisanraja menunggu, para pemberontak . . ., Sang Adipati
mendapatboyongan dua dua orang putri cantik. Putri tersebut sudah diberikannya
kepada raja, namun dia tidak diberi oleh karena itu sakithatinya).Kutipan di
atas menjelaskan bahwa Jayakusuma membantu Panembahan Senopati dalam menumpas
pembelotan yang dilakukan oleh bupati-bupati Jawa Timur yang dikomandani oleh
Madiun. Dijelaskan juga bahwa Jayakusuma berhasil membawa harta rampasan berupa
dua orangputeri yang disebutnya sebagai puteri boyongan dari Gunung
Pandan.Kemungkinan besar puteri-puteri tersebut dikawini oleh
PanembahanSenopati. Hal ini didasarkan pada silsilah raja-raja Surakarta dan
Yogyakarta yang menyatakan bahwa Panembahan Senopati mempunyai dua orang
garwa
(isteri) yang pertama putri dari
Pati sedangkan yang kedua adalah putri dari Madiun.
pernikahan
panembahan senopati diadakan ketika setelah terjadi pertumpahan darah sehingga
membuat adipati jayakusumo tidak sehati dan meninggalkan mataram malam hari
tanpa pamit kepada panembahan senopati. dan panembahan senopatipun mendapatkan
laporan dari salah satu abdinya di esok harinya. hal tersebut membuat salah
faham dan geram panembahan senopati dan membuatnya mendatangi adipati
jayakusumo di pati. nah diterangkan dalam:
Babad Pati menceritakan bahwa
mengetahui Panembahan Senopatitelah dating, maka Adipati Jayakusuma segera
bersiap untuk menyambutnya.Adipati Jayakusuma melarang para prajuritnya untuk
ikut menyambutkedatangan pasukan Mataram. Adipati Jayakusuma hanya didampingi
olehkakaknya (Pangeran Arya) dan enam orang tamtama. Keenam tamtama
32tersebut adalah: (1) Patih
Sumerja, (2) Sutawanengpati, (3) Sutawanenggita,(4) Sambaprada, (5) Sambanipis,
(6) Rujakbeling.
40
Adipati Jayakusuma
menyeberangi sungai Juwana dan menantang Panembahan Senopati untuk melakukan
perang tanding dan tidak melibatkanprajurit masing-masing. Dalam hal ini Babad
Pati mengungkapkan dengantembang Sinom pupuh XXVI sebagai berikut:
… “Duh kangmas nata ing Metawis,
sami sugeng rawuhnya paduka
nata, rawuh Pati arsa yuda, arinta
sumanggeng karsi, nanging panuwun kawula, sampun ngaben kang prajurit,
tyang alit boten uningdosanya ngawula ratu, suwawi glis miyose, kawula tur
pangabekti,
rayi tuwan ing Pati mangsa mundura.”
41
( … duh kanda raja Mataram
, selamat datang. Paduka raja datang
diPati ini akan berperang, adindamu mempersilakan kehendak paduka.Akan tetapi
permintaan hamba jangan mengadu para prajurit, sebaborang kecil tidak
mengetahui dosa raja. Marilah keluar segera, hambaakan menghaturkan bakti, dan
masakan adik paduka di Pati ini akan
mundur)”
Mendengar tantangan ini
Panembahan Senopati menjadi sangat marah dan keluar dari barisan untuk
menghadapi Adipati Jayakusuma. Diceritakanoleh Babad Pati, Panembahan Senopati
menusuk dada Adipati Jayaksuma dengan tombaknya, sampai tiga kali tusukan tetap
tidak mempan. GantianAdipati Jayakusuma menusukkan tombaknya ke dada Panembahan
Senopati,namun sampai tiga kali juga tidak mempan. Mereka perang tanding selama
tiga hari dengan berbagai macam senjata, tombak, pedang, dan keris, akan tetapi
dua orang kakak beradik ini sama-sama saktinya. Babad Pati menceritakan bahwa
perang tanding tersebut terjadi pada hari Kamis Pon.
42
Setelah tiga hari berperang
tanding, maka mereka kemudian memutuskan untuk berhenti dan mandi di sumur yang
ada di dekat mereka. Ketika sedang mandi, Adipati Jayakusuma mendapat firasat
bahwa dalam perang tanding nanti dirinya akan kalah. Firasat tersebut berupa
sinar (
tejo
)yang memancar terus di dalam sumur
saat Panembahan Senopati mandi, tetapisinar itu patah setelah dirinya masuk ke
pemandian. Mendapat firasat tersebut,Adipati Jayakusuma memerintahkan kepada
Sutawanengpati untuk membunuhseluruh isteri dan anaknya.
tetapi akhirnya adipati joyo kusumo
mati ditangan panembahan senopati setelah melanjutkan peperanganya. akan tetapi
panembahan senopati akhirnya menyesal akan tindakanya. penyesalan tersebut
membuatnya trenyuh karena telah membunuh saudaranya sendiri kemudian ditemui
istri dan anak joyokusumo ternyata sudah meninggal. bertambah sedih pula hati
panembahan senopati, dan berkata duh adinda begitu besarnyakah cintamu kepada
suamimu sehingga kalian mengikuti kemana suamimu pergi. laporan diterima
panembahan bahwasanya yang membunuh istri dan anak jayakusumo adalah orang
utusan jayakusumo. tampaknya joyokusumo telah mengetahui akan kematianya sendiri
dan tidak mau semua anak dan istrinya diboyong ke mataram.dan juga dari masalah
yang sepele, dan
nb: hmm…. apa hubunganya sama juwana
penulis sendiripun pernah mendengar bahwasanya dahulunya disana ada sebuah
kerajaan , dari beberapa sumber dan cerita turun temurun, dan berhubungan
dengan 3 pembatas kota pati. yakni gumeces, pentol godi, sama yang satunya mana
ya penulis lupa… hehehe….. dan berhubungan dengan peperangan antara babad pati
dan mataram, yah perang sodara… berdirinyapun bersamaan, hm…ato ada beberapa
versi yang berbeda2, seperti cerita wayang, cerita bale sigala2 mempunyai 3
versi,
sumber: harianti dalam perang
tanding adipati jayakusuma melawan panembahan senopati dalam babad pati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar