Selasa, 19 Mei 2015



Oleh : Ruma’in,S.Pd

Sebagai  seorang guru berpengalaman, Anda tentu sering menemukan beberapa kendala pembelajaran seperti siswa-siswa tidak bersemangat, kurang termotivasi, kurang percaya diri, kurang disiplin, kurang bertanggung jawab, kurang berhasil, dsb. Anda tentunya juga sudah melakukan berbagai tindakan untuk mengatasinya.
Jika tindakan yang Anda lakukan banyak yang berhasil karena dinilai mampu mengatasi masalah pembelajaran tersebut, berarti Anda telah melakukan tindakan kelas (action class). Tindakan yang telah Anda lakukan tersebut termasuk kegiatan mendasar dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kalau saja tindakan-tindakan yang dilakukan oleh guru itu didokumentasikan dan dibalut dengan metode ilmiah, maka jadilah sebuah PTK (Class Action Research). Jika hal ini berhasil dikembangkan, tentu tidak akan ada guru yang terkendala dalam kenaikan pangkat dan jabatan fungsionalnya sampai pada tingkat yang paling tinggi, tidak terhenti pada golongan IV/a seperti kebanyakan guru pada saat ini.  
                                      
Pengertian dan Teori Mendasar PTK

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara individu maupun kolaboratif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru. Pengertian PTK yang lebih sederhana, namun lebih jelas dapat disimpulkan dari pendapat para ahli, PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk  mengatasi masalah-masalah pembelajaran guna memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dengan menggunakan metode ilmiah sederhana.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diperoleh lima karakter PTK
(1) masalah ditemukan oleh guru, (2) bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran, (3) metode utama yang digunakan adalah refleksi diri dengan tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian, (4) fokus penelitian pada kegiatan pembelajaran, dan (5) guru bertindak sebagai pelaksana pembelajaran sekaligus sebagai peneliti.

Langkah-langkah Penyusunan PTK

PTK dilaksanakan secara siklus dengan menggunakan empat langkah baku pada setiap siklusnya, yaitu (1) perencanaan, (2) pemberian tindakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.  Jika indikator keberhasilan penelitian belum tercapai, maka guru dapat melanjutkan penelitian pada siklus kedua yang dimulai dari perencanaan lagi. Begitulah seterusnya, sampai indikator keberhasilan penelitian dapat dicapai.

Siklus 1

Merencanakan
Kegiatan merencanakan PTK pada setiap siklus terdiri tiga kegiatan utama, yaitu: (1) mengidentifikasi dan menetapkan masalah, (2) menganalisis penyebab timbulnya masalah, dan (3) merencanakan tindakan perbaikan.
Mengidentifikasi dan menetapkan masalah

PTK yang dilaksanakan oleh guru berawal dari adanya masalah yang dirasakan sendiri oleh guru. Untuk mengidentifikasi masalah, guru perlu bersikap jujur pada diri sendiri sambil merenungkan (melakukan refleksi) dengan pertanyaan-pertanyaan umum seperti: (1) apakah siswa selalu mengerjakan PR yang saya berikan, (2) apakah siswa dapat mencapai standar kompetensi minimal (sesuai KKM) pada pembelajaran mengapresiasi puisi yang saya lakukan?
Jika pertanyaan (1) di atas kita jawab dengan tidak, maka kita dapat menemukan masalah  siswa banyak yang tidak mengerjakan PR yang diberikan sebagai masalah pertama. Jika pertanyaan kedua dijawab dengan tidak, maka kita dapat menemukan masalah siswa tidak dapat mencapai standar kompetensi pembelajaran minimal sesuai KKM pada pembelajaran apresiasi puisi sebagai masalah kedua.
Sebelum salah satu dari dua masalah di atas kita tetapkan sebagai masalah penelitian, perlu diteliti lebih dahulu mana masalah yang dapat diteruskan menjadi masalah penelitian dalam PTK. Masalah yang dapat dijadikan sebagai masalah PTK adalah masalah yang ruang lingkupnya sempit sehingga guru mudah untuk menganalisis penyebab dan mudah pula untuk menentukan tindakan perbaikannya. Jika dibandingkan dengan masalah kedua, masalah pertama  jauh lebih sempit, sehingga cocok untuk dikembangkan menjadi masalah PTK.

Menganalisis penyebab timbulnya masalah

Karena tidak semua masalah pendidikan dapat diangkat dalam PTK, maka masalah pembelajaran tersebut perlu dianalisis. Kegiatan menganalisis masalah dilaksanakan agar peneliti memahami penyebab munculnya masalah tersebut. Untuk menemukan penyebab timbulnya masalah siswa banyak yang tidak mengerjakan PR yang diberikan, guru dapat mengajukan pertanyaan yang terkait dengan masalah tersebut seperti berikut: (1) sebelum memberikan PR, apakah sebelumnya guru telah memastikan kalau anak didiknya sudah memahami atau menguasai konsep pembelajaran yang telah diberikan, (2) apakah materi PR yang diberikan sesuai dengan materi pembelajaran yang dilaksanakan di kelas, (3) apakah PR yang diberikan sesuai dengan ranah kemampuan siswa, (4) apakah materi PR yang diberikan memiliki daya tarik dan dapat menumbuhkan rasa ingin tahu bagi siswa?
Jika pertanyaan seperti di atas dijawab dengan tidak, maka guru dapat menemukan jawaban sementara mengapa peserta didik tidak mengerjakan PR. Dari jawaban tersebut, kita dapat menemukan penyebab munculnya masalah penelitian seperti berikut: (1) sebelum memberikan PR, guru tidak memastikan kalau anak didiknya sudah memahami atau menguasai konsep pembelajaran yang telah diberikan, (2) materi PR yang diberikan guru tidak sesuai dengan materi pembelajaran yang dilaksanakan di kelas, (3) PR yang diberikan guru tidak sesuai dengan ranah kemampuan siswa, dan (4) materi PR yang diberikan guru tidak memiliki daya tarik dan tidak dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dalam diri siswa.
                            
        Merencanakan tindakan perbaikan

Sampai pada langkah di atas guru telah dapat menemukan penyebab sementara timbulnya masalah PTK. Berdasarkan rumusan penyebab tersebut, guru dapat mengajukan rencana tindakan perbaikan seperti berikut: (1) sebelum memberikan PR, guru perlu memastikan kalau siswanya sudah memahami atau menguasai konsep pembelajaran yang telah diberikan, misalnya dengan memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk menanyakan materi yang belum dikuasainya, (2) materi PR yang diberikan guru harus sesuai dengan materi pembelajaran yang dilaksanakan di kelas, (3) PR yang diberikan harus sesuai dengan ranah kemampuan siswa dalam melaksanakannya, (4) materi PR harus memiliki daya tarik dan dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dalam diri siswa, misalnya dengan memberikan PR yang materinya sesuai dengan lingkungan atau jiwa perserta didik.
Selain itu, guru dapat pula menggunakan teori tertentu yang terkait dengan upaya meningkatkan semangat para siswa untuk mengerjakan PR yang diberikan guru.

Pemberian Tindakan

Setelah rencana tindakan ditetapkan, selanjutnya guru melaksanakan rencana tindakan atau melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan teori tertentu untuk mengatasi masalah pembelajaran. Jika guru menetapkan keempat prinsip pemberian PR di atas sebagai pemberian tindakan, maka guru menerapkan keempat prinsip pemberian PR dalam pelaksanaan dan setelah pembelajaran.

Pengamatan

Dalam melaksanakan PTK, guru bertindak sebagai pengajar dan sekaligus sebagai pengumpul data. Karena itulah, sebelum, pada saat, dan pada akhir pembelajaran guru dapat melakukan pengamatan langsung, telaah dokumen, atau wawancara untuk memperoleh data yang diperlukan.
Dalam kaitannya dengan masalah siswa banyak yang tidak mengerjakan PR, guru dapat mengumpulkan data setelah pelaksanaan proses belajar mengajar, apakah peserta didik yang mengumpulkan PR lebih banyak dari biasanya, sama seperti biasanya, atau malah lebih sedikit. Jika hasil pengamatan menunjukkan kalau peserta didik yang mengumpul PR lebih banyak dari indikator yang ditetapkan, maka guru telah berhasil meningkatkan partisipasi siswa dalam mengerjakan PR.

Refleksi

Refleksi adalah kegiatan guru untuk menganalisis dan mengevaluasi data yang telah diperolehnya pada kegiatan sebelumnya (pengamatan).  Pada kegiatan ini guru menganalisis dan mengevaluasi apakah tindakan yang diberikan guru untuk mengatasi masalah siswa banyak yang tidak mengerjakan PR efektif atau tidak. Jika efektif, seberapa besar keberhasilannya? Jika data dari hasil pengamatan menunjukkan tidak efektif atau belum sesuai dengan indikator yang ditentukan, maka guru perlu menganalisis dan mengevaluasi kekurangan atau hambatan-hambatan yang dihadapi. Dari kegiatan inilah, guru dapat menentukan pemberian tindakan lain pada siklus berikutnya.

Siklus Berikutnya

Jika indikator keberhasilan pembelajaran belum tercapai, guru dapat melanjutkan PTK pada siklus selanjutnya (kedua). Hasil refleksi guru pada siklus pertama digunakan sebagai bahan untuk menyusun rencana tindakan pada siklus kedua. Selanjutnya, hasil refleksi pada siklus kedua digunakan sebagai bahan untuk merencanakan siklus ketiga, dan seterusnya.

Sebaliknya, jika hasil refleksi pada akhir siklus menunjukkan kalau guru sudah berhasil mengatasi masalah dengan baik (sesuai indikator yang ditetapkan), maka PTK bisa diakhiri. Jika dalam satu atau dua siklus, indikator keberhasilan pembelajaran telah tercapai, maka PTK dapat diakhiri hanya sampai pada siklus tersebut.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar