Oleh : Ruma’in,S.Pd
Sebagai seorang
guru berpengalaman, Anda tentu sering menemukan beberapa kendala pembelajaran
seperti siswa-siswa tidak bersemangat, kurang termotivasi,
kurang percaya diri, kurang disiplin, kurang bertanggung jawab, kurang
berhasil, dsb. Anda tentunya juga sudah melakukan berbagai tindakan untuk
mengatasinya.
Jika
tindakan yang Anda lakukan banyak yang berhasil karena dinilai mampu mengatasi
masalah pembelajaran tersebut, berarti Anda telah melakukan tindakan kelas (action
class). Tindakan yang telah Anda lakukan tersebut termasuk kegiatan
mendasar dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kalau saja tindakan-tindakan
yang dilakukan oleh guru itu didokumentasikan dan dibalut dengan metode ilmiah,
maka jadilah sebuah PTK (Class Action Research).
Jika hal ini berhasil dikembangkan, tentu tidak akan ada guru yang terkendala
dalam kenaikan pangkat dan jabatan fungsionalnya sampai pada tingkat yang
paling tinggi, tidak terhenti pada golongan IV/a seperti kebanyakan guru pada
saat ini.
Pengertian dan Teori Mendasar PTK
Penelitian tindakan
kelas (PTK) adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya
sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara
individu maupun kolaboratif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru.
Pengertian PTK yang lebih sederhana, namun lebih jelas dapat disimpulkan dari
pendapat para ahli, PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks
kelas yang dilaksanakan oleh guru dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu
untuk mengatasi masalah-masalah pembelajaran guna memperbaiki mutu
dan hasil pembelajaran dengan menggunakan metode ilmiah sederhana.
Berdasarkan pengertian
di atas dapat diperoleh lima karakter PTK
(1) masalah ditemukan oleh guru, (2)
bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran, (3) metode utama yang digunakan
adalah refleksi diri dengan tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian, (4) fokus
penelitian pada kegiatan pembelajaran, dan (5) guru bertindak sebagai pelaksana
pembelajaran sekaligus sebagai peneliti.
Langkah-langkah Penyusunan PTK
PTK dilaksanakan
secara siklus dengan menggunakan empat langkah baku pada setiap siklusnya,
yaitu (1) perencanaan, (2) pemberian tindakan, (3) pengamatan, dan (4)
refleksi. Jika indikator keberhasilan penelitian belum tercapai,
maka guru dapat melanjutkan penelitian pada siklus kedua yang dimulai dari
perencanaan lagi. Begitulah seterusnya, sampai indikator keberhasilan
penelitian dapat dicapai.
Siklus 1
Merencanakan
Kegiatan merencanakan
PTK pada setiap siklus terdiri tiga kegiatan utama, yaitu: (1)
mengidentifikasi dan menetapkan masalah, (2) menganalisis penyebab timbulnya
masalah, dan (3) merencanakan tindakan perbaikan.
Mengidentifikasi dan menetapkan masalah
PTK yang dilaksanakan
oleh guru berawal dari adanya masalah yang dirasakan sendiri oleh guru. Untuk
mengidentifikasi masalah, guru perlu bersikap jujur pada diri sendiri sambil
merenungkan (melakukan refleksi) dengan pertanyaan-pertanyaan umum seperti: (1)
apakah siswa selalu mengerjakan PR yang saya berikan, (2) apakah siswa dapat
mencapai standar kompetensi minimal (sesuai KKM) pada pembelajaran
mengapresiasi puisi yang saya lakukan?
Jika pertanyaan (1) di
atas kita jawab dengan tidak, maka kita dapat menemukan
masalah siswa banyak yang tidak mengerjakan PR yang diberikan sebagai
masalah pertama. Jika pertanyaan kedua dijawab dengan tidak, maka
kita dapat menemukan masalah siswa tidak dapat mencapai standar
kompetensi pembelajaran minimal sesuai KKM pada pembelajaran apresiasi puisi sebagai
masalah kedua.
Sebelum salah satu
dari dua masalah di atas kita tetapkan sebagai masalah penelitian, perlu
diteliti lebih dahulu mana masalah yang dapat diteruskan menjadi masalah
penelitian dalam PTK. Masalah yang dapat dijadikan sebagai masalah PTK adalah
masalah yang ruang lingkupnya sempit sehingga guru mudah untuk menganalisis
penyebab dan mudah pula untuk menentukan tindakan perbaikannya. Jika
dibandingkan dengan masalah kedua, masalah pertama jauh lebih
sempit, sehingga cocok untuk dikembangkan menjadi masalah PTK.
Menganalisis penyebab timbulnya masalah
Karena tidak semua
masalah pendidikan dapat diangkat dalam PTK, maka masalah pembelajaran tersebut
perlu dianalisis. Kegiatan menganalisis masalah dilaksanakan agar peneliti
memahami penyebab munculnya masalah tersebut. Untuk menemukan penyebab timbulnya
masalah siswa banyak yang tidak mengerjakan PR yang diberikan, guru
dapat mengajukan pertanyaan yang terkait dengan masalah tersebut seperti
berikut: (1) sebelum memberikan PR, apakah sebelumnya guru telah memastikan
kalau anak didiknya sudah memahami atau menguasai konsep pembelajaran yang
telah diberikan, (2) apakah materi PR yang diberikan sesuai dengan materi
pembelajaran yang dilaksanakan di kelas, (3) apakah PR yang diberikan sesuai
dengan ranah kemampuan siswa, (4) apakah materi PR yang diberikan memiliki daya
tarik dan dapat menumbuhkan rasa ingin tahu bagi siswa?
Jika pertanyaan
seperti di atas dijawab dengan tidak, maka guru dapat menemukan
jawaban sementara mengapa peserta didik tidak mengerjakan PR. Dari jawaban
tersebut, kita dapat menemukan penyebab munculnya masalah penelitian seperti
berikut: (1) sebelum memberikan PR, guru tidak memastikan kalau anak didiknya
sudah memahami atau menguasai konsep pembelajaran yang telah diberikan, (2)
materi PR yang diberikan guru tidak sesuai dengan materi pembelajaran yang
dilaksanakan di kelas, (3) PR yang diberikan guru tidak sesuai dengan ranah
kemampuan siswa, dan (4) materi PR yang diberikan guru tidak memiliki daya
tarik dan tidak dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dalam diri siswa.
Merencanakan tindakan
perbaikan
Sampai pada langkah di
atas guru telah dapat menemukan penyebab sementara timbulnya masalah PTK.
Berdasarkan rumusan penyebab tersebut, guru dapat mengajukan rencana tindakan
perbaikan seperti berikut: (1) sebelum memberikan PR, guru perlu memastikan kalau
siswanya sudah memahami atau menguasai konsep pembelajaran yang telah
diberikan, misalnya dengan memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk
menanyakan materi yang belum dikuasainya, (2) materi PR yang diberikan guru
harus sesuai dengan materi pembelajaran yang dilaksanakan di kelas, (3) PR yang
diberikan harus sesuai dengan ranah kemampuan siswa dalam melaksanakannya, (4)
materi PR harus memiliki daya tarik dan dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dalam
diri siswa, misalnya dengan memberikan PR yang materinya sesuai dengan
lingkungan atau jiwa perserta didik.
Selain itu, guru dapat
pula menggunakan teori tertentu yang terkait dengan upaya meningkatkan semangat
para siswa untuk mengerjakan PR yang diberikan guru.
Pemberian Tindakan
Setelah rencana
tindakan ditetapkan, selanjutnya guru melaksanakan rencana tindakan atau
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan teori tertentu untuk mengatasi
masalah pembelajaran. Jika guru menetapkan keempat prinsip pemberian PR di atas
sebagai pemberian tindakan, maka guru menerapkan keempat prinsip pemberian PR
dalam pelaksanaan dan setelah pembelajaran.
Pengamatan
Dalam melaksanakan
PTK, guru bertindak sebagai pengajar dan sekaligus sebagai pengumpul data.
Karena itulah, sebelum, pada saat, dan pada akhir pembelajaran guru dapat
melakukan pengamatan langsung, telaah dokumen, atau wawancara untuk memperoleh
data yang diperlukan.
Dalam kaitannya dengan
masalah siswa banyak yang tidak mengerjakan PR, guru dapat
mengumpulkan data setelah pelaksanaan proses belajar mengajar, apakah peserta
didik yang mengumpulkan PR lebih banyak dari biasanya, sama seperti biasanya,
atau malah lebih sedikit. Jika hasil pengamatan menunjukkan kalau peserta didik
yang mengumpul PR lebih banyak dari indikator yang ditetapkan, maka guru telah
berhasil meningkatkan partisipasi siswa dalam mengerjakan PR.
Refleksi
Refleksi adalah
kegiatan guru untuk menganalisis dan mengevaluasi data yang telah diperolehnya
pada kegiatan sebelumnya (pengamatan). Pada kegiatan ini guru menganalisis
dan mengevaluasi apakah tindakan yang diberikan guru untuk mengatasi masalah siswa
banyak yang tidak mengerjakan PR efektif atau tidak. Jika efektif,
seberapa besar keberhasilannya? Jika data dari hasil pengamatan menunjukkan
tidak efektif atau belum sesuai dengan indikator yang ditentukan, maka guru
perlu menganalisis dan mengevaluasi kekurangan atau hambatan-hambatan yang
dihadapi. Dari kegiatan inilah, guru dapat menentukan pemberian tindakan lain
pada siklus berikutnya.
Siklus Berikutnya
Jika indikator
keberhasilan pembelajaran belum tercapai, guru dapat melanjutkan PTK pada
siklus selanjutnya (kedua). Hasil refleksi guru pada siklus pertama digunakan
sebagai bahan untuk menyusun rencana tindakan pada siklus kedua. Selanjutnya,
hasil refleksi pada siklus kedua digunakan sebagai bahan untuk merencanakan
siklus ketiga, dan seterusnya.
Sebaliknya, jika hasil
refleksi pada akhir siklus menunjukkan kalau guru sudah berhasil mengatasi
masalah dengan baik (sesuai indikator yang ditetapkan), maka PTK bisa diakhiri.
Jika dalam satu atau dua siklus, indikator keberhasilan pembelajaran telah
tercapai, maka PTK dapat diakhiri hanya sampai pada siklus tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar